Challenge 26: Things you like and dislike about yourself
Aloha!
Sebelumnya mau minta maaf sama para pembaca blogku yang ngikutin 'tantangan 30 hari menulis' karena aku udah bolong challengenya selama 5 hari. Semuanya disebabkan oleh kemalasanku sendiri, jadi faktor-faktor lain (flu, kecapekan, laptop dipinjam) cuma jadi faktor pendukung aja. Setelah berpikir seharian dan mempertimbangkan beberapa hal, akhirnya aku memutuskan untuk membiarkan aja 5 hari itu bolong dan langsung melanjutkan ke hari ini which is challenge ke-26. Pertimbangannya adalah, kalau aku nekat isi 5 hari kekosongan itu dalam 1 hari, berarti aku harus merangkap 5 artikel yang seharusnya ditulis selama 5 hari ke dalam 1 hari. Menurutku, ini akan mengurangi esensi dari 'tantangan 30 hari menulis' karena artikel-artikel itu akan terlihat seperti artikel biasa, bukan lagi artikel tantangan yang ditunggu-tunggu setiap harinya. Alasan yang sama juga menyebabkan aku memilih untuk lompat ke tantangan 26 daripada melanjutkan tantangan ke-21. Topik-topik dari 5 hari yang belum aku elaborasi itu akan aku simpan dan jadikan bahan tulisan kalau lagi stuck nggak ada ide nulis, pastinya terpisah dari embel-embel 'tantangan 30 hari menulis' :D
Hokey, back to the topic! Namanya manusia yah, belum sempurna kaya Tuhan, pastilah punya beberapa atau bahkan, banyak kejelekan di dalam dirinya. Aku akui, aku punya banyak kejelekan di dalam diriku ini, beberapa diantaranya aku sadari dan jujur, aku bisa jadi sebel banget sama diriku sendiri tiap kali kejelekan ini muncul.
Kejelekan pertama yang sudah aku miliki dari kecil adalah kebiasaan jelek menggigiti kuku jari tangan. Punya kuku jari yang cantik dan lentik itu adalah suatu hal yang hampir mustahil untuk aku dulu, pernah aku panjangkan kukuku tapi nggak berlangsung lama karena kukunya rapuh dan aku kembali lagi ke kebiasaanku ini. Nggak jarang jari tanganku berdarah karena nggak sengaja merobek kulit yang menempel sama kukunya. Sekarang Puji Tuhan aku sudah berhasil mengendalikan kebiasaan buruk ini karena aku tertarik pengen kutekan dan belajar nail art. Sayangnya, kebiasaan jeleknya beralih dari tangan ke kaki. Bukan, aku bukan gigit-gigitin kuku kaki gitu, tapi kuku kakinya aku catel-catelin pakai kuku jari tangan. Justru kebiasaan suka catelin kuku ini lebih parah daripada gigitin, sekarang kuku jari kakiku ini jadi jeleeekkk banget, sampai nggak PD buat pakai alas kaki yang terbuka kalau lagi jalan-jalan atau ke kampus.
Kejelekanku yang kedua adalah aku ini orangnya keras kepala. Bukan cuma satu orang yang ngatain aku gini, sampai-sampai pernah ada dosen yang bilang sama aku kalau beliau nggak suka sama sifatku yang keras kepala ini. Aku sadar sih, aku ini memang kepalanya kaya batu, kalau aku yakin aku benar yaa aku nggak akan menghiraukan omongan orang. Aku akan mendengarkan tapi aku tetap akan melakukan apa yang aku anggap benar. Ini adalah kebiasaan burukku yang sering banget bikin orang lain kesel dan jengkel sama aku. Sampai sekarang masih belum nemu jalan keluarnya sih sebenarnya.
Aku mengakui kalau aku ini orang yang lebay. Terkadang aku memang nggak sadar melebih-lebihkan sesuatu, apalagi hal yang baru sekali aku rasakan. Misalnya, naik gunung kemarin, aku bilang medannya itu susah banget padahal bagi beberapa orang itu dianggap enteng. Kadang aku juga memikirkan hal-hal sampai berlebihan gitu, misalnya kalo pacar nggak bisa dihubungi, aku langsung bikin dugaan-dugaan yang sebenarnya terlalu berlebihan.
Yang aku jelaskan di atas hanya beberapa contoh kejelekanku yang bikin gerah orang-orang. Walaupun begitu, aku tetap punya kelebihan-kelebihan yang kadang bikin aku bangga sama diriku sendiri.
Hal pertama yang aku sukai dari diriku ini adalah keoptimisan yang aku punya. Aku selalu yakin setiap cerita itu pasti punya akhir yang indah yang sudah dirancang oleh Sang Maha. Seringkali keoptimisanku ini memang tertutupi oleh rasa minder dan kurang percaya diri, tapi selama ini sih aku selalu punya pikiran kalau aku bisa jika mencoba. Walaupun nantinya apa yang aku usahakan kurang berhasil, aku tetap menganggap itu indah karena aku udah mencoba dan mendapatkan pengalaman.
Aku juga suka sama diriku yang murah senyum ini. Sering aku melemparkan senyum yang dibalas dengan ketus atau bahkan nggak digagas sama sekali, sampai pernah seorang teman ketawain aku yang dikacangin saat menyapa sambil tersenyum. Dulu memang rasanya kecewa, udah disapa eh kok dikacangin, sekarang mah saking seringnya dikacangin aku udah anggap itu enteng. Mau orang nerima dan balas senyum dan sapaanku atau tidak itu kan pilihan masing-masing, yang penting buat aku itu sebisa mungkin tersenyum dan menyapa orang yang aku kenal. Belakangan aku sering menahan diriku sendiri sih buat menyapa orang saat orang itu sedang berbincang, menurutku nggak sopan aja gitu orang lagi ngobrol trus aku teriakkin namanya hanya untuk sekedar bilang, "Hai" atau melambaikan tangan.
Kemampuanku untuk memanfaatkan benda-benda di sekitar saat kepepet juga hal yang aku suka dari diri sendiri. With the power of kepepet aku bisa pakai oatmeal sebagai sabun pencuci muka, bolpoin jadi gelungan rambut, atau nasi yang dijadikan pengganti lem. Kalau aku lihat, kekuatan kepepetku ini sepertinya turun dari Mamaku deh. Dalam hal ini, aku kagum sama Mamaku yang seakan selalu punya cara untuk memanfaatkan keterbatasan di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan, apalagi dalam hal memasak. Menurutku, kreativitas itu muncul disaat kepepet karena dalam keadaan tertekan kita tuh bakal cari jalan keluar dengan kreatifnya.
Masih nyambung sebenarnya sama keoptimisan, hal yang aku suka dari diriku ini adalah kemauan untuk mencoba. Dengan mencoba aku mendapatkan pengalaman dan pelajaran, semakin kesini semakin aku sadar kalau kesempatan yang ada di depan mata itu kalau nggak diambil rugi karena kesempatan hanya datang sekali. Memang terkadang masih ada kesempatan kedua kali, tapi aku yakin akan terasa beda. Saat akan mencoba satu tantangan aku selalu bilang sama diriku sendiri sebagai bahan pertimbagan, "coba o dulu, hasilnya belakangan yang penting udah nyoba dan ngerasain". Pernah dengar lagunya AFI Junior yang Aku Bisa? Nah, lagu itu selalu terngiang di pikiran tiap kali aku ingin mencoba sesuatu :D
Pacarku selalu bilang, setiap orang pasti punya sisi positif dan negatif di dalam dirinya. Sisi negatifnya nggak akan bisa dihindari, tapi bisa ditutupi dengan menonjolkan sisi positif yang dipunyai :D
Terimakasih sudah mampir dan membaca, tinggalkan jejak di boks komentar dong! Hohoho!
Hokey, back to the topic! Namanya manusia yah, belum sempurna kaya Tuhan, pastilah punya beberapa atau bahkan, banyak kejelekan di dalam dirinya. Aku akui, aku punya banyak kejelekan di dalam diriku ini, beberapa diantaranya aku sadari dan jujur, aku bisa jadi sebel banget sama diriku sendiri tiap kali kejelekan ini muncul.
Kejelekan pertama yang sudah aku miliki dari kecil adalah kebiasaan jelek menggigiti kuku jari tangan. Punya kuku jari yang cantik dan lentik itu adalah suatu hal yang hampir mustahil untuk aku dulu, pernah aku panjangkan kukuku tapi nggak berlangsung lama karena kukunya rapuh dan aku kembali lagi ke kebiasaanku ini. Nggak jarang jari tanganku berdarah karena nggak sengaja merobek kulit yang menempel sama kukunya. Sekarang Puji Tuhan aku sudah berhasil mengendalikan kebiasaan buruk ini karena aku tertarik pengen kutekan dan belajar nail art. Sayangnya, kebiasaan jeleknya beralih dari tangan ke kaki. Bukan, aku bukan gigit-gigitin kuku kaki gitu, tapi kuku kakinya aku catel-catelin pakai kuku jari tangan. Justru kebiasaan suka catelin kuku ini lebih parah daripada gigitin, sekarang kuku jari kakiku ini jadi jeleeekkk banget, sampai nggak PD buat pakai alas kaki yang terbuka kalau lagi jalan-jalan atau ke kampus.
Kejelekanku yang kedua adalah aku ini orangnya keras kepala. Bukan cuma satu orang yang ngatain aku gini, sampai-sampai pernah ada dosen yang bilang sama aku kalau beliau nggak suka sama sifatku yang keras kepala ini. Aku sadar sih, aku ini memang kepalanya kaya batu, kalau aku yakin aku benar yaa aku nggak akan menghiraukan omongan orang. Aku akan mendengarkan tapi aku tetap akan melakukan apa yang aku anggap benar. Ini adalah kebiasaan burukku yang sering banget bikin orang lain kesel dan jengkel sama aku. Sampai sekarang masih belum nemu jalan keluarnya sih sebenarnya.
Aku mengakui kalau aku ini orang yang lebay. Terkadang aku memang nggak sadar melebih-lebihkan sesuatu, apalagi hal yang baru sekali aku rasakan. Misalnya, naik gunung kemarin, aku bilang medannya itu susah banget padahal bagi beberapa orang itu dianggap enteng. Kadang aku juga memikirkan hal-hal sampai berlebihan gitu, misalnya kalo pacar nggak bisa dihubungi, aku langsung bikin dugaan-dugaan yang sebenarnya terlalu berlebihan.
Yang aku jelaskan di atas hanya beberapa contoh kejelekanku yang bikin gerah orang-orang. Walaupun begitu, aku tetap punya kelebihan-kelebihan yang kadang bikin aku bangga sama diriku sendiri.
Hal pertama yang aku sukai dari diriku ini adalah keoptimisan yang aku punya. Aku selalu yakin setiap cerita itu pasti punya akhir yang indah yang sudah dirancang oleh Sang Maha. Seringkali keoptimisanku ini memang tertutupi oleh rasa minder dan kurang percaya diri, tapi selama ini sih aku selalu punya pikiran kalau aku bisa jika mencoba. Walaupun nantinya apa yang aku usahakan kurang berhasil, aku tetap menganggap itu indah karena aku udah mencoba dan mendapatkan pengalaman.
Aku juga suka sama diriku yang murah senyum ini. Sering aku melemparkan senyum yang dibalas dengan ketus atau bahkan nggak digagas sama sekali, sampai pernah seorang teman ketawain aku yang dikacangin saat menyapa sambil tersenyum. Dulu memang rasanya kecewa, udah disapa eh kok dikacangin, sekarang mah saking seringnya dikacangin aku udah anggap itu enteng. Mau orang nerima dan balas senyum dan sapaanku atau tidak itu kan pilihan masing-masing, yang penting buat aku itu sebisa mungkin tersenyum dan menyapa orang yang aku kenal. Belakangan aku sering menahan diriku sendiri sih buat menyapa orang saat orang itu sedang berbincang, menurutku nggak sopan aja gitu orang lagi ngobrol trus aku teriakkin namanya hanya untuk sekedar bilang, "Hai" atau melambaikan tangan.
Kemampuanku untuk memanfaatkan benda-benda di sekitar saat kepepet juga hal yang aku suka dari diri sendiri. With the power of kepepet aku bisa pakai oatmeal sebagai sabun pencuci muka, bolpoin jadi gelungan rambut, atau nasi yang dijadikan pengganti lem. Kalau aku lihat, kekuatan kepepetku ini sepertinya turun dari Mamaku deh. Dalam hal ini, aku kagum sama Mamaku yang seakan selalu punya cara untuk memanfaatkan keterbatasan di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan, apalagi dalam hal memasak. Menurutku, kreativitas itu muncul disaat kepepet karena dalam keadaan tertekan kita tuh bakal cari jalan keluar dengan kreatifnya.
Masih nyambung sebenarnya sama keoptimisan, hal yang aku suka dari diriku ini adalah kemauan untuk mencoba. Dengan mencoba aku mendapatkan pengalaman dan pelajaran, semakin kesini semakin aku sadar kalau kesempatan yang ada di depan mata itu kalau nggak diambil rugi karena kesempatan hanya datang sekali. Memang terkadang masih ada kesempatan kedua kali, tapi aku yakin akan terasa beda. Saat akan mencoba satu tantangan aku selalu bilang sama diriku sendiri sebagai bahan pertimbagan, "coba o dulu, hasilnya belakangan yang penting udah nyoba dan ngerasain". Pernah dengar lagunya AFI Junior yang Aku Bisa? Nah, lagu itu selalu terngiang di pikiran tiap kali aku ingin mencoba sesuatu :D
Pacarku selalu bilang, setiap orang pasti punya sisi positif dan negatif di dalam dirinya. Sisi negatifnya nggak akan bisa dihindari, tapi bisa ditutupi dengan menonjolkan sisi positif yang dipunyai :D
Terimakasih sudah mampir dan membaca, tinggalkan jejak di boks komentar dong! Hohoho!
take care, God bless us
No comments:
Post a Comment
Thank you for visiting and reading my blog, don't forget to leave your comments or suggestions here :D