The LORD is my shepherd; I shall not want.
- Psalms 23:1

Sunday, April 6, 2014

#Challenge6: Kreativitas Itu (Harusnya Nggak) Terbatas

Challenge 6: Your views on mainstream music.

Haihai! :D

Sebenarnya aku ini bukan anak musik yang gaul gitu. Jujur, referensi musikku dikit banget, I listen to whatever music I like jadi walaupun misalnya musik A lagi ngetren dan semua orang dengar musik itu, kalau aku nggak suka ya aku nggak mau dengar. Sumber referensi musikku dulu itu radio, waktu jaman SMP aku udah ngerasa gaul banget karena saat teman-temanku dengerin Kangen Band aku lebih milih buat dengerin d'Cinnamons. Apakah itu berarti selera musikku bagus? Ah, nggak juga. Gini-gini aku pernah simpan lagu-lagu ST12 di hape waktu SMA :'D

Eh, bentar, sebelum membahas tentang musik mainstream, sebenarnya udah pada tau belum sih definisi dari kata mainstream? Menurut Oxford Advanced Learner's Dictionary, mainstream adalah suatu anggapan, perilaku dan/atau selera mayoritas masyarakat yang pada akhirnya dianggap lazim atau biasa. Bisa dibilang musik mainstream itu mengikuti selera masyarakat.


Sebagai pendengar radio di jaman SD-SMP, aku sih menganggap musik mainstream itu sah-sah aja soalnya aku pikir itu memang gaya pemusiknya yang kebetulan pas sama selera masyarakat. Semakin kesini, aku semakin nggak sreg sama musik mainstream karena kesannya jadi maksa banget, aku baru ngeh waktu perhatiin perubahan lagu-lagunya band Indonesia berwarna janda. Dulu, aku suka dengerin band ini karena lagunya asik dan liriknya nggak maksa. Sekarang, sejak invasi mendayu-dayu melanda musik Indonesia aku jadi malas sendiri dengarin lagu-lagu band ituh. Liriknya itu lho, bikin pengen bilang, "Kek ga ada kata-kata lain ajah!"

Menurutku, musik mainstream adalah pembatasan bagi para musisi. Kenapa? Karena seorang musisi harus menciptakan musik yang mungkin bisa jauh berbeda dari seleranya demi mendapatkan simpati pasar. Apakah ini baik? Demi nafkah jelas karena job manggung akan bertebaran dimana-mana dan albumnya bisa laku keras. Jika dilihat dari sisi musisinya, aku rasa ini bukan hal yang baik karena dia mencipta bukan karena hasrat tapi paksaan. Si musisi malah nggak lagi mengekspresikan kreativitasnya dengan bebas karena ada batasan-batasan yang harus dia taati demi mendapatkan simpati masyarakat. Padahal musik itu seni, dan seni itu mengedepankan kebebasan berekspresi, cuy! Apakah itu berarti musik mainstream bukan karya seni? Menurutku iya. Tujuan utama sebuah karya seni diciptakan pasti untuk mengekspresikan hasrat, imajinasi, passion si seniman, sedangkan materi itu faktor rejeki aja.

Sotoy banget sih kamu, bisa aja kan emang selera si musisinya di musik mendayu-dayu! 

Eh, rasanya beda lho cuy mendengarkan musik yang diciptakan dengan tulus dengan musik yang diciptakan demi fulus. Aku yakin seorang seniman itu menitipkan jiwanya di dalam karya seni yang dia ciptakan jadi orang bisa langsung tau dalam sekali kilas kalau ini buatan si A. Lha, kalau buatnya aja nggak dengan sepenuh hati mana bisa dia menaruh jiwa di dalam karyanya?

Pada akhirnya, seharusnya nggak ada yang mampu membatasi seseorang dalam mengekspresikan kreativitasnya, apapun itu, karena sesungguhnya kreativitas itu tidak terbatas :)

Terimakasih sudah membaca :D
Take care, God bless us!

No comments:

Post a Comment

Thank you for visiting and reading my blog, don't forget to leave your comments or suggestions here :D