Halo blog, wah lama banget ya udah nggak nulis disini. Aku saat ini sedang berjuang untuk mendapatkan kepercayaan diriku kembali nih setelah sempat hilang (sampai sekarang masih hilang sebenarnya) dan membuat aku hancur berkeping-keping di dalam, di luarnya sih aku masih oke-oke aja.
Sudah terlalu lama tidak bersua dengan blog ini, apa saja yang terjadi? Hmm... Banyak! Hahaha! Biar aku ceritakan dengan singkat satu per satu yaa :D
Sekarang aku sudah nggak kuliah lagi, cuma tinggal skripsi aja. Bagaimana rasanya udah nggak ambil mata kuliah? Ada senang dan sedihnya, well, bukan sedih juga sih cuma perasaan yang nggak biasa aja. Bagian senangnya adalah biaya SKS jadi lebih murah karena aku hanya perlu membayar enam SKS saja untuk tiga semester. Jadi misalkan semester depan skripsiku belum selesai, aku nggak perlu ambil SKS skripsi tapi hanya Skripsi Lanjutan dengan beban SKS nol. Akhirnya, beban finansial orangtuaku berkurang juga :') Selain itu aku juga senang karena aku selo, nggak perlu bangun jam enam pagi buat cepet-cepet ke kampus untuk menghadiri kuliah jam 7 pagi dengan muka bantal dan mata setengah terbuka. Aku mau bangun jam 10, jam 12, jam 3 sore atau nggak bangun sekalian juga nggak masalah sebenarnya, cuma ya dosen pembimbing skripsiku bisa ditemui di antara jam 8-9 pagi atau di atas jam 1 siang jadi kadang-kadang perlu bangun pagi juga supaya bisa ketemu beliau.
Apa bagian nggak enak dari bebas mata kuliah dan ambil skripsi doang? Aku jadi bingung waktu bangun tidur karena nggak tahu mau ngapain. Pernah berniat mau menyusup masuk ke kelasnya temanku, tapi kan semua dosen kenal dan tahu aku, mana bisa berkamuflase! HAHAHAHA. Overall, cuma itu sih sisi nggak enaknya dari keseloan ini :p
Selain mengerjakan skripsi kesibukanku yang lain adalah bekerja dan pacaran. Aku sekarang punya dua pekerjaan yang hasilnya lumayan laah buat jajan gorengan di angkringan depan kos. Pekerjaan yang pertama adalah sebagai penjaga toko di Viavia Shop yang sebenarnya sudah aku jalani selama hampir 1 tahun dan bakal genap 1 tahun bulan depan. Kerjaannya ngapain aja tuh? Sederhana kok, cuma jaga toko, bersih-bersihin display sama nambahin stok display aja, ditambah waktu udah mau selesai shift tinggal bikin pembukuan kecil-kecilan. Viavia shop ini adalah Fair Trade Shop yang menjual berbagai barang kerajinan seniman-seniman lokal Jogja. Nggak hanya produk seni, di sini juga dijual mainan tradisional khas Jogja, bumbu-bumbu masakan khas Indonesia, produk perawatan tubuh natural buatan Indonesia dan kopi atau teh produksi Indonesia. Wah, serba Indonesia semua ya? Embeerr! Terus yang beli siapa aja tuh? Bule-bule dong cyin, mayoritas pembelinya adalah wisatawan asing yang penasaran sama barang-barang Indonesia dan sangat menghargai karya seniman lokal Indonesia. Selain itu lokasi toko ini juga ada di Jl. Prawirotaman yang dikenal sebagai 'Legiannya Jogja' jadi nggak heran kalau mayoritas pembelinya adalah wisatawan mancanegara. Harga-harga yang dipasang memang nggak murah dan untuk kantong orang Indonesia rasanya terlalu mahal, bule-bule suka banget beli barang-barang yang menurut orang Indonesia ah-apaan-sih-cuma-gitu-doang karena produknya yang otentik dan nggak bakal mereka temukan dimanapun selain di Indonesia. Keren ya! Bule aja menghargai hasil karya lokal Indonesia lho, jangan mau kalah yuk! :D
Pekerjaanku yang kedua adalah sebagai penulis konten untuk website Tiket.com. Tugasku adalah googling list nama hotel yang dikasih, setelah dapat informasi-informasi umum tentang hotel itu kemudian aku jabarkan info-infonya ke dalam bentuk paragraf yang nggak lebih dari 300 kata panjangnya. Dibilang gampang ya emang gampang dan sederhana banget kerjaannya, cuma bosannya nggak ketulungan. Kadang bisa sampai budrek (apa ya Bahasa Indonesianya, pokoknya budrek itu perasaan jenuh yang tidak tertahankan lagi) kalau deadline mepet tapi artikel banyak yang belum dikerjain. Padahal aku paling banyak seminggu cuma ambil 15 artikel, lho! Akibat suka menunda-nunda dan nggak fokus jadinya yaa begitulah.
Beberapa waktu yang lalu aku ke Jakarta, lho! Berdua doang sama mas Dody dan sangat sangaaattt mendadak. Jadi berkat follow @KampusUpdate di Twitter aku dapat info kalau majalah Marie Claire Indonesia membuka lowongan magang untuk beberapa posisi yang aku lupa apa aja, salah satunya adalah Feature Writer. Jujur aku super iseng apply buat magang ini, CVnya aja baru aku edit beberapa menit sebelum dikirim via surat elektronik. Eh, nggak tahunya beberapa hari kemudian tepatnya hari Selasa malam aku dihubungi via surel untuk menghadiri sesi wawancara di Jakarta. Aku diberi dua pilihan, hari Rabu atau Jumat jam 10 pagi. Kalau ambil yang hari Rabu jelas aku nggak bisa karena aku posisinya ada di Jogja dan surelnya itu baru aku buka sekitar jam 9-an malam, jadi aku memilih hari Jumat jam 10 pagi. Aku bingung waktu itu karena untuk ke Jakarta kan butuh duit yang nggak sedikit, mana uangku udah menipis gara-gara aku dan pacar sok-sokan mau makan di restoran yang berada di salah satu rooftop mall di Jogja. Bingung dan panik campur aduk dengan rasa excited, bahagia dan nggak nyangka. Aku telepon mama aku yang saat itu berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Mama minta aku untuk telepon papa, aku telepon papa dan beliau bilang baru kasih kejelasan tentang izin dan uang saku segala macam keesokan harinya. Kemudian aku dan mas Dody berpikir, kalau nggak pesan tiket malam ini bisa-bisa kena harga yang mahal lagi. Yaudah deh, akhirnya kita memutuskan untuk membeli tiket kereta api bisnis (maunya ekonomi tapi papaku bilang bisnis aja biar cepat sampainya) malam itu juga dengan mengorbankan uang tabungannya mas Dody yang kemudian aku ganti dengan tiket pesawat pulang. Selesai beli tiket, aku bilang ke mas Dody, "Duh, mana aku buta Jakarta lagi," dan jawaban dia adalah, "Sama. Aku juga". Oke, baiklah, jadi perjalanan ini sama aja dengan pepatah yang mengatakan "Orang buta menuntun orang buta".
Singkat aja, kita berangkat ke Jakarta di hari Kamis malam dengan adegan mutung dulu karena kereta berangkat jam 20:30 tapi mas Dody jam 20:00 masih makan yang berarti dia belum sampai stasiun. Gemas sekaliii saya saudara-saudara! Dia sampai stasiun bener-bener mepet karena keretanya udah mau berangkat. Jadi bagaimana perjalanan orang buta yang menuntun orang buta ini? Kami beruntung karena ada bulikku yang mau antarin kami ke lokasi kantor Marie Claire dan setelah aku selesai wawancara kami langsung "dituntun" oleh sepupu mas Dody via Line menuju rumahnya. Ah, kayaknya bakal lebih seru kalau aku ceritain ini di post terpisah karena perjalanan dari kantor Trinaya Media (kantor majalah Marie Claire) menuju rumah Iyas (sepupunya mas Dody) ini kita nyasar! HAHAHAHA!
Waktu aku di kantornya Marie Claire dan menunggu sesi wawancara, di situ aku merasakan momen ah-aku-mah-apa-atuh banget. Sebelah kanan dan kiri anak Jakarta semua, ada satu yang dari Bandung. Yang satu kuliahnya di Binus, satunya lagi kuliah jurusan Fashion dimana itu entah nama universitasnya susah. Aduh, aku mah apa atuh cuma butiran padi dari daerah yang terkenal dengan beras Delanggunya. Pengalaman wawancara lebih lanjut juga akan aku tulis di post berbeda ajah ya biar seru!
Jadi bagaimana hasil wawancara magangnya? Aku diterima magang di Marie Claire Indonesia sebagai Feature Writer dan akan mulai bekerja sebagai internee terhitung mulai 1 Mei 2015, pas hari Buruh Nasional dan jalanan Jakarta sedang macet parah karena demo. Orangtua sebenarnya rada nggak sreg waktu tahu aku magang tanpa dibayar selama 3 bulan di Jakarta sendirian tanpa seorangpun yang menemani dan lagi keuangan keluargaku memang lagi seret belakangan ini. Jadilah demi bisa tetap berangkat magang ke Jakarta dari sekarang aku kerja, kerja, kerja dan kerja juga nabung. Walaupun mungkin hasilnya nggak seberapa, at least aku bisa meringankan beban orangtuaku sedikit.
Yak, baiklah. Segitu saja dulu curhatan aku setelah berbulan-bulan mangkir. See you!
![]() |
Eschilla |
Artikel yang menarik, thank ceritanya seruh. ditunggu artikel berikutnya
ReplyDelete