Balada Makanan Burung

Pagi ini aku bangun dengan tubuh yang sehat dalam keadaan setengah hangat dan setengah kedinginan. Mengapa bisa begitu?
Karena aku orang yang takut sama rasa sakit dan aku nggak mau nambah sakit di kaki kananku yang sedang dalam proses 'pentatoan',jadi selama 2 malam ini aku tidur dengan selimut menutupi badan sebelah kiri sementara badan sebelah kanan dibiarkan kedinginan. Egois banget emang badan sebelah kiriku ini,kayak yang punya *eehhh

Nah,hari ini keluargaku mengkredit angkut-angkut buat hijrah ke Bulan. Bukan,bukan Bulan satelit bumi yang selalu bersinar di langit ituu. Bulan ini nama salah satu kelurahan/desa di kecamatan Wonosari,Klaten,Jawa Tengah. Disini,aku dan keluargaku akhirnya punya rumah sendiri. YEAY! Finnaly,keluargaku resmi berhenti jadi kontraktor mulai besok,Kamis 23 Juni 2011.

Tadi pagi,aku ditinggal sendirian tidak berdaya dengan betis menggelambir penuh koreng di rumah sedangkan keluargaku yang lain (kecuali anjing-anjing) sibuk kredit angkut-angkut ke Bulan. Aku menghabiskan waktu sendiri itu untuk mencabut bulu ketek,udah panjang-panjang soalnya. Sampai akhirnya Papa datang buat mengangkut aku dan barang-barang ringan yang bisa diangkut.
Papa berjalan masuk ke dalam rumah dengan langkah tegap bak semar mendem.

P = Papa
E = Ester

P : (sambil berjalan masuk ke dalam rumah) "Ter,ni sarapan dulu biar nanti nggak semaput lagi"
E : (menghampiri Papa) "Sarapan e apa?"
P : (menyodorkan bungkusan plastik berwarna hitam) "Nggak tau,tadi Mamamu yang beliin di pasar"
E : (menerima bungkusan plastik,menaruhnya diatas meja dan membukanya) "Papaaah,ini kan makanan burung!"

Setelah Papa menyadari kalau isi bungkusan yang beliau kasih buat aku makan itu adalah makanan buat burung,akhirnya Papa mengambil bungkusan itu dari atas meja dan membawanya ke kandang burung di belakang rumah. Abis itu Papa balik lagi ke mobil buat mengambil sarapan yang manusiawi ke aku.

Saking seriusnya menggeluti bidang peternakan love bird,saking sayangnya Papa sama ternak-ternaknya itu,mungkin Papa lupa kalau aku ini manusia. Entahlah. Mungkin juga faktor umur jadi Papa nggak bisa bedain mana unggas ternak dan mana anaknya sendiri ('____')v

Oya,hari ini Mamaku ulang tahun yang ke-50 tahun looh! Padahal beberapa bulan yang lalu aku berencana buat kasih kado emas di tahun emasnya Mama. Tapi apa daya,akibat bakatku yang berlebihan dalam mengelola isi dompet,uang yang rencananya mau aku pake buat beliin cincin/kalung emas buat Mama malah raib di rental VCD,rental novel dan warung-warung makan di pinggir jalan. Sial.
Tapi nggak masalah,mungkin suatu hari nanti aku bisa kasih emas beneran sama Mama. Yang mahal,yang necis,yang beneran emas bukan imitasi. Someday,kalo aku udah menghasilkan uang sendiri. Amiiin :))

Akhir kata,buanglah matematika sampah pada tempatnya.

Sekian,

@eschilla