The LORD is my shepherd; I shall not want.
- Psalms 23:1

Sunday, June 15, 2014

Mittsommerfest #2: Nonton Raisa Bersama Burung yang Pulang Kandang

Hai hai! 

Lagi napsu-napsunya untuk menulis nih, mumpung nggak ada kerjaan. Sekalian juga sih karena mungkin selama dua minggu ke depan nggak bisa update blog berhubung modemnya dibawa adekku ke Kutoarjo, dia praktek gitu, cuy di salah satu rumah sakit disana.

Kali ini aku mau ceritain pengalaman aku waktu nonton pensinya SMA Kolese De Britto, Mittsommerfest #2. Setelah dua tahun yang lalu aku nonton pensi SMA ini sama temenku yang namanya mbak Panjul karena mas Dody harus ke Pontianak untuk menghadiri pernikahan kakaknya, akhirnya tahun ini aku nonton pensi SMAnya dia, sama dia dan di tempat dimana dia pernah menimba ilmu. Walaupun moment-nya lebih pas yang dua tahun lalu sih sebenarnya, secara gitu guest starnya Endah n Rhesa which is duo favorite kita berdua dan acaranya digelar tanggal 14, sama kaya tanggal kita jadian, mihihiiw!


Seminggu sebelum acara pensi ini aku dan mas Dody udah berencana untuk beli tiket presale seharga Rp 45.000. Waktu lagi makan malam bareng, karena bosan nunggu makanan yang lama banget disajikan aku ngoceh ngalor-ngidul nggak jelas dan pas mataku menangkap figur sumpit di atas meja, aku langsung nyeletuk, "Ayo lomba makan nasi goreng pakai sumpit! Yang kalah nanti harus beliin yang menang tiket nonton Raisa! Yuk yuk!!". If you know mas Dody, dia adalah mahkluk yang sangat jaim dan sok cool, bisa ditebak kan jawaban dia apa? Dia jawab, "Alah opo," yang berarti tolakan. Aku paksa-paksa dia berkali-kali tapi dia tetap menolak. Yaudah deh, aku cari topik bahasan yang lain.

Akhirnya setelah nunggu hampir setengah jam nasi goreng kita datang juga. Aku langsung ambil sendok dan garpu untuk melahap nasi gorengnya, begitu juga dengan mas Dody. Waktu lagi asyik menyantap nasi goreng super pedesku, aku lihat mas Dody dengan cepat ngambil sumpit dan buru-buru makan nasi gorengnya yang tersaji di piring datar dengan sumpit itu. Kyaaa dia berbuat CURANG! Aku ikut-ikutan ambil sumpit, cepat-cepat aku makan nasi gorengku karena nggak mau kalah sama dia. Dengan penuh perjuangan kita melahap nasi goreng yang berminyak dengan sumpit. Peraturannya saat itu adalah: 1). Piring nggak boleh diangkat dari meja. 2). Nggak boleh ada sisa makanan sesedikit atau sekecil apapun di atas piring. Kompetisi berlangsung sengit dan kejar-kejaran, beruntung aku lumayan terlatih untuk makan nasi pakai sumpit. MUHAHAHAHAHA. Yak, nasi semakin sedikit, timun sudah dilahap keduanya dan...daan...daaaaannnnnnn, piring mas Dody lebih dulu bersih daripada piringku. Arrrgghhh! Kemakan sama tantangan sendiri ini namanya! Biar dibilang konsisten sama omonganku sendiri, mau nggak mau besoknya aku beliin dia tiket nonton pensinya JB (nama tenarnya SMA Kolese De Britto) deh.

BAHAGIA banget ya, masnya??

Hari Jumatnya, dalam perjalanan menuju Jogja aku rada was-was gitu karena di Klaten hujan lumayan deres, cuy. Sedih dong udah dandan cakep eh malah bedaknya luntur kena air hujan. Untungnya sesampai di Jogja cuacanya cerah, secerah hatiku saat itu. Sebelum ke lokasi pensi aku sama mas Dody makan soto dulu buat isi perut dan tenaga, harga makanan di dalam venuenya kan pasti mahal dan udah pasti nggak dibolehin bawa makanan dari luar.

Setelah memarkir motor di gedung Wanitatama yang pas ada di depannya JB, kita pun berjalan berdua beriringan menyebrang jalan kemudian memasuki venue. Setelah tiket disobek, dikasih gelang, pergelangan tangan dicap dan tas digeledah, kita berdua memasuki areal JB. Sambil berjalan dan tersenyum riang mas Dody bilang, "Merinding, Ter, udah lama banget aku nggak kesini". Trus aku diajak muter-muter SMAnya gitu, ditunjukkin lokasi dimana dia pernah kekunci pas lagi boker yang akhirnya ditemuin sama satpam (apa banget!), ruangan kelas dia di tahun pertamanya, tempat dia dulu dihukum motongin rumput lapangan pakai gunting kecil karena telat dan gazebo tempat dia biasa kumpul sama temen-temennya. Aku mendengarkan cerita-cerita nostalgia dia tentang temennya yang pernah ketendang bola di kepala trus kaya amnesia gitu, tentang tiap angkatan di JB yang disuruh lari muterin lapangan selama 12 menit sampai dia sendiri muntah-muntah, juga tentang teman-teman dan gurunya. Aku selalu suka dengerin dia cerita tentang masa SMAnya karena menurutku SMAnya itu unik, isinya cowok semua udah gitu boleh gondrong lagi. Beberapa kali kita papasan sama temennya mas Dody yang juga datang ke acara pensi ini. Ternyata pensi ini jadi semacam acara reuni mini gitu bagi para alumna-nya, keren yak!

Kita datang waktu Everyday Band lagi mau main gitu, cuy. Sebelum ke panggung utama kita liat dulu panggung mini tempat bandnya anak-anak JB main. Strateginya cerdas euy, food court sengaja ditaruh di lapangan futsal satu tempat sama panggung mini biar pengunjungnya pada datang kesitu. Setelah puas liat-liat dan numpang pipis, kita beranjak ke venue panggung utama yang mana di sebelah kirinya ada lomba grafitti gitu. Keren-keren lho grafittinya!

Dengerin Everday Band bikin aku tanpa sadar bergoyang-goyang sendiri. Suara vokalisnya yang merdu plus instrumen musik yang apik nan asik berhasil memanjakan telingaku. Selepas Everyday Band, grup band blues Gugun Blues Shelter pun memasuki area panggung. Aku rada ngakak waktu GBS naik ke atas panggung, lha gitaris dan drummernya pakaiannya pada rapi, si bassistnya yang bule itu malah pake baju mandi warna putih plus sandal hotel. Jujur nih ya, aku nggak terlalu sreg sama jenis musiknya GBS jadi aku rada bosen waktu dengerinnya, hehehe. Maafkan selera musikku yang nggak sebagus khalayak ramai ya! Aku kira bassistnya GBS bakal copot bath robenya lho selama atau setelah perform, lha dia ada bilang, "Let's get naked, yeahh!!" og. Ternyata dia pakai itu bath robe sampai turun dari panggung, cuma slippers alias sendal hotelnya doang yang dilempar ke penonton. Kocak bener!

Selesai GBS kita pikir Raisa udah masuk panggung, eh ternyata belum, masih ada seorang DJ yang perform. Yasudah berhubung aku haus banget kita mlipir dulu ke food court buat beli minum. Sialnyaaaa, kebanyakan stand minuman udah pada kukut alias sold out! Kyaaaaa!!! Di food court ini mas Dody juga ketemu lagi sama teman-teman SMAnya, aku biarin aja dia ngobrol bareng temen-temennya sedangkan aku ngantri beli milkshake, hehe. Belum selesai milkshakeku dibikin, eh mbak Raisanya udah dipanggil-panggil aja sama MC-nya. Selesai bayar dan ambil milkshakeku, aku ajak mas Dody buat cus ke panggung utama.

Bassistnya GBS pake bath robe

Lapangan udah mulai penuh sama manusia, aku dan mas Dody memilih untuk berdiri agak belakang aja karena pas nyoba maju malah nggak kelihatan apa-apa, nasib orang pendek. Setelah dipanggil berkali-kali akhirnyaaa mbak Raisa memasuki panggung juga. Penonton langsung riuh rendah, mas Dody teriak-teriak nggak jelas sampai aku heran sendiri. Aku akui Raisa cantik banget, rambutnya bagus, suaranya juga bagus banget, ga heran lah banyak lelaki yang memuja-muja dia. 

Aku lupa berapa lagu yang dinyanyikan sama Raisa saking menikmatinya. Dia pun terlihat sangat menikmati suasana dan enjoy nyanyinya. Seru, cuy! Di lagu terakhir 'Could It Be Love', Raisa mengajak penonton untuk bergoyang bersama, goyangannya sederhana aja cuma geser kanan-geser kiri gitu doang. Aku lirik mas Dody yang lagi ikutan goyang sambil angkat tangan kanannya ke atas, kelihatan banget kalo dia girang abis.

Selesai Raisa nyanyi, aku dan mas Dody menepi ke pinggir lapangan. Lagi-lagi mas Dody ketemu sama teman SMAnya, basa-basi say, "hi" sebentar sama temen-temennya trus mas Dody balik lagi duduk di sebelahku. Nggak berhenti-berhenti mulutnya memuja-muja kecantikkan Raisa, aku maklumi sih karena emang kenyataannya doi cantik. Tak berselang lama, MC mengundang para siswa JB, alumni ataupun guru untuk berkumpul di lapangan menyanyikan mars De Britto. Mas Dody langsung berdiri dan berjalan ke tengah lapangan, kemudian suasana hening, cowok-cowok ada yang gondrong ada yang enggak berpencar kesana kemari memegang dada sebelah kirinya dengan tangan kanan. Kemudian mars De Britto pun mulai dinyanyikan, bukan cuma dari depan panggung di tengah lapangan saja, tapi juga di segala penjuru sekolah. Bahkan ada satu orang siswa, yang udah lari tapi belum sampai ke depan panggung marsnya udah dimulai, langsung berhenti dan menyanyikan mars De Britto ditempat, sendirian.

Aku pribadi salut sama anak-anak JB yang kelihatannya slengekan dan ga beraturan tapi punya kecintaan yang dalam dengan sekolahnya. Selesai mars dikumandangkan, aku lihat mata mas Dody berkaca-kaca waktu dia nyamperin aku. Dia bilang sih dia nggak kenapa-kenapa, tapi yang aku lihat matanya berkaca-kaca gituuu. Waktu aku tanya-tanya terus akhirnya dia ngaku, "Dulu waktu aku jadi panitia pensi, aku liat ada alumna yang ikutan nyanyi mars JB di depan panggung tu rasane keren banget tu, lho. Pokok e pas aku udah jadi alumna, aku harus kaya gitu. Akhirnya malam ini kesampaian juga". Segitunya cuuuyyy...

Jumat kemarin seneng banget deh rasanya, bisa nonton dan dengerin mbak Raisa nyanyi sambil nemenin seekor burung JB yang pulang ke kandangnya. Kenapa kok burung? Kenapa kok kandang? Diandaikan JB ini adalah sebuah sangkar dan murid-muridnya itu burungnya, kenapa dianalogikan sebagai burung? Karena mereka semua cowok. Yaudah kalo nggak ngerti gausah dibikin stress, dipikir karo mlaku wae. Muhahahaha!

Yak, aku mau mandi dulu ya, cuys! Sudah malam dan sudah seharian aku nongkrong di depan laptop, saatnya beristirahat sambil mantengin para capres berdebat. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca, sampai jumpa di cerita pengalaman yang lainnya!

God bless you, pals!


No comments:

Post a Comment

Thank you for visiting and reading my blog, don't forget to leave your comments or suggestions here :D